Media operations training |
JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap militer
yang terbuka dan merangkul media massa merupakan kunci keberhasilan tugas.
Dosen Royal Military Academy (RMA) Sandhurst, Inggris, Simon Taylor,
menjelaskan, kemampuan meraih dukungan masyarakat melalui media massa merupakan
kunci keberhasilan operasi militer.
"Di sisi lain, ada kecenderungan
personel militer bersikap tertutup dan tidak mau berbicara, termasuk kepada
media," kata Taylor, Senin (23/7/2012) di Markas Besar TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur.
Puluhan perwira penerangan TNI dari
tiga matra mengikuti penjelasan Taylor dalam pelatihan sepekan antara militer
Inggris dan TNI di Cilangkap.
Taylor yang pernah menjadi taruna di
Sandhurst dan bertugas di militer Kerajaan Inggris menceritakan pengalaman
menangani media massa internasional dalam pelbagai konflik, seperti di Irak dan
Afganistan.
Suatu ketika, kata dia, laporan
wartawan di garis depan Afganistan dapat membahayakan pasukan yang bertugas di
sana. "Dia menceritakan posisi pasukan dan unit yang bertugas. Taliban
dapat mengakses berita secara online," ujar Taylor.
Meski demikian, dia menekankan perlunya
keterbukaan terhadap media.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Inggris
untuk Indonesia Rebecca Razavi menambahkan, media mempunyai kekuatan mengubah
opini publik dan memengaruhi pelaporan sejarah. Media merupakan komponen
penting untuk menumbuhkan demokrasi.
"Saya bangga Inggris dapat bekerja
sama dengan TNI dalam membangun kerja sama lebih positif dengan media
massa," kata Razavi.
Menurut dia, sudah lazim militer
Inggris menyertakan pekerja media dalam penugasan di garis depan pertempuran.
Para pekerja media yang ikut dalam penugasan di medan pertempuran dibekali
keterampilan dan pengetahuan mengenai aturan pelibatan (Rules of
Engagement/RoE).
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana
Muda Iskandar Sitompul menyatakan akan menyaring masukan yang akan berguna dan
dapat diterapkan oleh TNI untuk menjamin akses informasi publik melalui liputan
media.
Sejumlah materi lain yang disampaikan
tim pengajar dari RMA Sandhurst adalah media dalam peperangan, media dalam
operasi antigerilya, pemahaman informasi layak pemberitaan, menulis populer,
wawancara ala media, mengorganisasi jumpa pers, teknik wawancara radio, pekerja
jurnalis melekat dalam pasukan (embedded), analisis pemberitaan, dan analisis
militer.
Sbr : Kompas