Teknologi
Satelit Sebagai Kekuatan Pertahanan Indonesia
Oleh : Tirta Priambadha
Penginderaan wilayah jakarta menggunakan satelit |
Negara
kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan dengan
wilayah yang sebagian besar (2/3) adalah wilayah laut dan sisanya (1/3) adalah
luas wilayah yang terdiri dari daratan yang terhimpun dengan gugusan
pulau-pulau sehingga konsekuensinya Indonesia harus dapat mengendalikan dan
mengamankan seluruh wilayah yang dimilikinya mengingat Indonesia sebagai Negara
kepulauan dengan 17.499 pulau dan luas laut yang mencapai 5,8 juta km2 ,
garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km dan wilayah daratan seluas
2,2,juta km2 serta posisi silang yang terletak diantara dua benua dan dua
samudera, memungkinkan terjadinya kerawanan – kerawanan seperti pelanggaran
wilayah, pengambilan kekayaan laut tanpa ijin, penyelundupan, perompakan dan
sabotase.
Banyaknya
kasus pelanggaran berupa pelanggaran wilayah oleh kapal dan pesawat Negara
asing, illegal fishing dan
illegal logging yang terjadi di teritorial Indonesia menunjukkan
bahwa belum sepenuhnya wilayah Indonesia tercover oleh kekuatan militer
Republik Indonesia. Sebagai komponen utama pertahanan negara, TNI (Tentara
Nasional Indonesia) seharusnya bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan
negara yaitu mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi
kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer.
Terlebih
lagi, cakupan radar di Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya memantau
daerah kedaulatan Republik Indonesia. Ada beberapa yang tidak terpantau oleh
radar militer, bahkan gabungan antara radar militer dan sipil. Oleh sebab itu
perlu juga dikembangkan teknologi lain yang mampu memantau daerah kedaultan
Indonesia. Salah satu teknologi pemantauan (surveillance)
yang seharusnya dikembangkan dan merupakan teknologi yang menjanjikan untuk
dikembangkan adalah teknologi satelit.
Teknologi
satelit ini merupakan sistem pemantau situasi sebuah wilayah yang menggunakan
pencitraan satelit. Teknologi ini mampu menangkap gambar secara nyata dan real
time. Gambar tersebut nantinya akan diolah kembali menjadi sebuah informasi
atau data yang kemudian akan ditransmisikan, kemudian dapat dimonitor secara
lokal di pusat kendali atau pusat komando militer maupun disebarluaskan ke
seluruh markas militer di Indonesia.
Pesawat
maupun kapal laut milik Indonesia nantinya akan dilengkapi dengan alat
pengidentifikasi otomatis, sehingga mampu dikenali sebagai “teman” oleh
teknologi satelit ini. Teknologi satelit ini juga akan menyimpan data-data
mengenai batas wilayah teritorial Indonesia, sehingga tiap koordinat sebuah
obyek akan dapat diketahui dengan mudah, apakah obyek itu telah melewati batas
negara atau tidak.
Integrasi
data dari keduanya bisa dianalisa lebih lanjut untuk menghasilkan informasi
obyek mana saja yang teridentifikasi (identified object) dan mana yang belum
teridentifikasi (unidentified object) sehingga lebih layak untuk diperhatikan
dalam monitoring situasi teritorial Indonesia. Jepretan kamera satelit terhadap
obyek-obyek tak teridentifikasi ini diperlukan untuk memberikan tambahan
informasi visual terhadap obyek dimaksud. Informasi-informasi ini layak menjadi
bahan bagi pengambil keputusan yang berwenang untuk dilakukannya tindakan lebih
lanjut jika memang diperlukan.
Pembuatan dan penerapan teknologi ini dapat
memperkuat pertahanan wilayah Indonesia, baik di laut maupun di udara. Selain
itu kedaulatan bangsa Indonesia akan terjaga dengan sistem pemantauan yang
dapat mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga tidak ada lagi sumber
daya alam yang dicuri oleh negara lain, karena apabila ada pelanggaran, maka
sudah ada barang bukti yang jelas untuk memprosesnya ke jalur hukum. Dengan
adanya teknologi ini, diharapkan dapat membantu dan mengefisienkan kinerja TNI
dalam melindungi serta menjaga segenap wilayah Indonesia.